List Product

Followers


Kupu Biru

Kita Bisa menjadi LUAR BIASA!

Aku Dinodai 15.00

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

Usiaku sekarang telah menginjak 27 tahun, kegagalan dalam rumah tangga telah membuatku jera dengan “CINTA”. Penyesalan selalu datang terakhir. Kata itu memang benar adanya. Aku hanya bisa meratapi nasibku. Menyesali hari yang telah lalu. Jika aku tak pernah mengenal dia, aku tak akan seperti ini. Berawal dari pertemuanku di hari itu. Aku rela menyerahkan masa depanku kepadanya. Merelakan masa-masa remajaku. Aku terlalu lemah untuk tidak bersamanya, hingga orangtuapun ku lawan. Aku dibutakan oleh cinta. Hal itu membuat ibuku berpikir keras, hingga beliau meninggalkanku untuk selamanya. Ibu maafkan aku…… . Ayah hidup terbengkalai membiayai sekolahku. Namun, aku lalai. Sekolahku putus di tengah jalan dikarenakan benih-benih cinta telah tumbuh dalam rahimku. Menaburkan bercak noda dalam kain putih, hati ini tercabik-cabik, malu…

Meminta pertanggung jawaban. Akhirnya dia menikahiku.

Selang beberapa bulan, jabang bayi mungil telah lahir ke dunia. Sedih bercampur senang. Awalnya aku berniat untuk mengakhiri nyawa kecil ini. Namun, hatiku tak sekuat baja untuk melakukannya. Kurawat bayi kecil ini hingga menginjak remaja. Menjadi orang tua tunggal. Suamiku pergi setelah seminggu pernikahan kami berlangsung.

Kami resmi bercerai. Hingga suatu hari aku dipertemukan dengan seorang pria. Lama kelamaan dia seakan menjadi bagian dari hidupku. Hubungan tak jelas ini telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Dia baik kepadaku dan juga keluargaku.

Aku terjatuh pada lubang yang sama. Aku berbadan dua. Tali pernikahan belum kita jalin. Aku berusaha menggugurkan nya. Pria yang awalnya baik, ternyata srigala berbulu domba. Dia hanya menguras hartaku. Hingga sampai pada suatu saat ketika aku benar-benar mengetahui siapa dia sebenarnya.

Aku ke rumahnya. Ku temui dia yang sedang mabuk. Hatiku hancur untuk yang kesekian kalinya.

Dia tak sadarkan diri ingin mencekikku. Aku pun lari ke luar rumah. Mencari perlindungan.

Aku tak bisa pulang ke rumah orang tuaku dengan keadaan seperti ini. Karena ayah pasti akan tahu, siapa orang yang selama ini ku bangga-banggakan.

Oh… tuhan aku tak tahu harus kemana.