Kupu Biru
Kita Bisa menjadi LUAR BIASA!
Selembar Memori Pedih | 21.21 |
Filed under:
My Stories
|
Selamat Ulang Tahun , Kawan...
Selamat menikmati duniamu yang baru,
Selembar memori pedih ketika itu
membiarkan berlalu,
seperti air menuju samudra
begitu pedih, dan terluka
Selembar memori pedih ketika itu
Kini telah lenyap sudah
Kenangan itu, impian itu, angan itu,
semua hilang
Ia telah pergi membawa semua harapan
Selembar memori pedih ketika itu
tlah menunjukkan merahnya kepedihan dan hitamnya kematian
kau lambaikan tangan-tangan harapan
hingga terserak dan berguguran di atas tanah yang berdebu
dan Pejalan barupun mulai menyapamu
Menuju rumah yang baka
Di akhir sebuah senja
Selamanya
kawan...
tetaplah berjalan... tetaplah berjalan mencintai takdirmu
Meski gemuruh ketika pagi datang menjanjikan harapan demi harapan
Sesak nafasku tertindih oleh sejuta keragu-raguan
Pudar pandang tak mengerti
Bukan menghindari sebuah memori
Namun mengais tanah dan mencari
Makna lisan mu yang begitu dalam..
Arti sikapmu begitu luas..
Kata hatimu begitu menghujam..
Tak mampu ku menatap..
Tak mampu ku berucap..
Tak mampu ku besikap..
Hanya hati yang dapat menangkap dan merasakan..
merelakan kepergianmu kawan
Selamat menikmati duniamu yang baru,
Selembar memori pedih ketika itu
membiarkan berlalu,
seperti air menuju samudra
begitu pedih, dan terluka
Selembar memori pedih ketika itu
Kini telah lenyap sudah
Kenangan itu, impian itu, angan itu,
semua hilang
Ia telah pergi membawa semua harapan
Selembar memori pedih ketika itu
tlah menunjukkan merahnya kepedihan dan hitamnya kematian
kau lambaikan tangan-tangan harapan
hingga terserak dan berguguran di atas tanah yang berdebu
dan Pejalan barupun mulai menyapamu
Menuju rumah yang baka
Di akhir sebuah senja
Selamanya
kawan...
tetaplah berjalan... tetaplah berjalan mencintai takdirmu
Meski gemuruh ketika pagi datang menjanjikan harapan demi harapan
Sesak nafasku tertindih oleh sejuta keragu-raguan
Pudar pandang tak mengerti
Bukan menghindari sebuah memori
Namun mengais tanah dan mencari
Makna lisan mu yang begitu dalam..
Arti sikapmu begitu luas..
Kata hatimu begitu menghujam..
Tak mampu ku menatap..
Tak mampu ku berucap..
Tak mampu ku besikap..
Hanya hati yang dapat menangkap dan merasakan..
merelakan kepergianmu kawan
By : Sri Utami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar